Tuesday, May 27, 2008

“DENPASAR YANG TERMAKAN BUDAYA”


Kebudayaan merupakan segala hasil tangan yang memiliki arti ataupun nilai-nilai yang positif ataupun yang negatif dan dapat melekat pada seseorang ataupun sesuatu. Budaya itu dapat kita preteli selayaknya sebuah mesin, kalau kita selalu merawat dan menggunakannya dengan benar, maka kita akan mendapatkan kepuasan tersendiri dan jika kita salah menggunakannya ataupun menambahkan dan mencampur adukkan dengan yang lain tanpa memikirkan manfaat yang dapat diperoleh, maka itu akan membuat kita dalam jurang kehancuran. Begitu pula dengan budaya, budaya yang telah diberikan kepada kita sebagai generasi penerus adalah anugerah dari pendahulu kita, jika itu kita permainkan, maka akan membuat bangsa kita menjadi hancur.


Budaya Bali yang sangat kental dengan daya seninya yang sangat menarik belakangan ini sudah mulai terusik oleh budaya-budaya lain yang seharusnya bisa kita terima tetapi kita salah gunakan. Sebenarnya kita tidak dapat menyalahkan orang lain, kesadaran diri sendiri untuk menyaring budaya asing yang masuk ke daerah kita yang sangat diperlukan.
Denpasar sebagai kota terbesar di Bali dan merupakan kota padat adalah sasaran empuk untuk berbagai macam budaya. Banyak budaya baru yang memasuki kawasan yang menjadi Ibu Kota Bali ini. Memang Denpasar banyak memiliki budaya, mulai dari penggabungan budaya dari semua daerah-daerah di Bali, budaya-budaya yang masuk dari luar, semuanya tertampung di Denpasar. Dampak positifnya, dapat menyatukan berbagai macam kebudayaan sehingga tidak ada pembeda-bedaan budaya. Hal itu memang menguntungkan jika dilihat dari beberapa sudut pandang tetapi bagaimanakah dampak negatif ataupun pelencengan dari budaya-budaya itu?
Berbagai macam cara dilakukan oleh pemerintahan kota Denpasar untuk menjadikan denpasar sebagai kota yang berwawasan budaya. Diantaranya dimulai dari lingkungan sekolah, masyarakat, dan upaya tesebut dilakukan dengan berbagai cara pendekatan. Tetapi apakah bisa menjadikan Denpasar sebagai kota yang berwawasan budaya kalau dilihat dari banyaknya budaya asing maupun budaya daerah yang ada apalagi terlihat bahwa budaya asing lebih mempengaruhi kebanyakan remaja-remaja kita yang sebagai penerus bangsa ini?
Sebagai salah satu contoh, sekarang ini budaya asing sudah membaur di masyarakat terutama pada remaja. Budaya yang tidak sesuai dengan kebudayaan Bali khususnya dan Indonesia umumnya ternyata diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari dengan gampangnya tanpa memikirkan daerah disekelilingnya. Mulai dari gaya bicara, model pakaian, tingkah laku, dan cara pemikiran. Salah satu yang paling terihat adalah pergaulan bebas yang meniru budaya luar. Tanpa berpikir panjang, para remaja dengan senang hatinya bergaul hanya untuk kesenangan semata. Seperti masa remaja, yang identik dengan masa terindah ini, ternyata merupakan budaya untuk mencoba-coba segala hal yang belum pernah terlintas dalam pikiran “muda mudi” Bali. KTD (Kehamilan Tak Diinginkan) mulai menjadi salah satu tren dan buah bibir yang hangat dikalangan remaja kota Denpasar. Meskipun ada anggapan, bahwa Kota Denpasar adalah kota yang santun dan teratur, namun KTD kini menjadi sebuah pengakuan bahwa hal ini memang nyata dan membudaya di kalangan remaja kita.
Contoh penyelelewengan budaya asing yang terjadi tidak hanya di Denpasar saja tetapi di berbagai daerah di Indonesia yaitu baru -baru ini kita semua dikejutkan oleh akibat dari penayangan acara televisi yang menayangkan budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya kita. Smack Down, yang merupakan budaya olahraga gulat gaya bebas menghasilkan akibat yang sangat mengejutkan kita semua. Budaya itu dengan mudahnya ditiru hingga berakibat buruk dan berada diluar bayangan kita. Hal tersebut merupakan salah satu kelemahan kita dalam hal menyeleksi budaya asing yang masuk ke daereh kita.
Contoh-contoh diatas merupakan akibat dari pengaruh budaya asing yang kita tidak saring dengan benar. Belajar dari beberapa peristiwa yang terjadi karena pengaruh budaya asing itu, kita dituntut untuk lebih teliti lagi menyaring semua budaya luar yang akan masuk ke negara kita, apakah budaya itu menguntungkan atau tidak. Khusus di daerah Denpasar yang sudah ‘termakan’ oleh banyaknya budaya diharapkan bisa lebih mementingkan budaya kita tersendiri dan menjadikan daerah kita sebagai daerah yang berwawasan budaya BALI, Bersih, Aman, Lestari, Indah.

No comments: